Minggu, 18 November 2018

Belitung Memanggilku

Pada hari itu, Kamis 13 September 2018 kereta api Brantas seharga Rp 80.000,00 membawaku meninggalkan Semarang Tawang menuju ibukota tepat pukul 21.21 malam. Dengan setumpuk pekerjaan yang luar biasa padat, kuberanikan diri izin pada atasa untuk Jumat di hari itu, tak apalah pikirku, toh semua deadline sudah kukerjakan semua demi mendapat perjalanan ini. Belitung menjadi destinasi yang cukup lama kunantikan kapan saya bisa kesini. Kereta ekonomi sekarang cukup nyaman untuk perjalanan jauh, yang penting saya sedikit minum saja biar tidak ke toilet. Hari Jumat 14 September 2018 pukul 04.00 dini hari kami tiba di stasiun Pasar Senen Jakarta, Jakarta tentunya sudah ramai sepagi ini. Berangkat dari Semarang ber empat, Inung, Alifah, Anin, Angga (kami memanggilnya Oppa, karena style nya yang menuju korea style, aka teman Anin), janjian dengan tiga teman lainnya di Soetta pukul 7 pagi. Menuju Soetta kami dijemput seorang teman kenalan Anin, ah lumayan lah daripada lumayun. Karena kodisi cukup sepi, tidak sampai 1 jam kita sampai di terminal 1 Soetta, dimana kami sempat mampir di SPBU untuk bersih-bersih dan sholat subuh.

Sesampainya terminal 1, kami check in terlebih dahulu, lalu apa? Berdasarkan hasil seraching di internet, kami menemukan ada toilet dengan fasilitas kamar mandi di terminal 2. Sebenarnya diterminal 3 Ultimate ada, namun untuk menggunakannya, tampaknya hanya bisa dilakukan penumpang Garuda, karena kita harus menunjukkan boarding jika ingin menggunakan fasilitasnya. Ah ya, mungkin ini bisa dicoba saat perjalanan kantor,, hoho. Menuju terminal 2, kami naik skytrain terlebih dahulu, lalu kita tanya-tanya sama cleaning service yang ada di terminal 2. Tempatnya dipojok terminal 2, setelah counter check in dan kedatangan, pojok sendiri, dan ada di area perkantoran.

Kalau sudah sampai pojok sendiri kita akan menemukan petunjuk area perkantoran, nah di sanalah terdapat toilet dengan fasilitas kamar mandi, kita masuk saja area perkantorannya, cukup bersih kok kamar mandinya.

Setelah mandi, kami sempatkan beli makan dulu di resto cepat saji di sini, lalu kembali ke terminal 1 untuk bertemu dengan mbak Andin, dan bu dosen cantik bu Ristina, beliau berdua ini berangkat dengan penerbangan pagi dari kotanya masing-masing, mb Andin Semarang, bu Ristina Solo. Lalu ada pula adiknya Anin sebut saja Ano,, bocah paling usil yang memberi warna diperjalanan kali ini.

Bukan Li** kalau endak delay, haha, tapi delay ini cukup singkat, tidak sampai 30 menit, kayaknya sih.. kurang lebih 10 kurang kami flight menuju Bandara Hanandjoeddin Tajung Pandan Belitung.




Belitung
Belitung kali ini

Sudah afdol kan sekarang,, udah poto di bandaranya,.. Next kami bertemu dengan mas Regi, Tour Leader kita dari Indoribu. Enaknya pakai tour guide, semua udah ready, kita nggak perlu mikir ini itu, apalagi soal sewa kapal, ini yang paling ribet diantara semuanya, makanya kami lebih memilih menggunakan paket trip yang budget. Harganya juga relatif murah, Rp 870.000,- untuk 3 hari di Belitung.

Destinasi pertama adalah kedai kopi Belitung dan Musem Kata Andrea Hirata. Perjalanan yang ditempuh untuk menuju sana cukup lama, lebih dari 1 jam perjalanan, maklmum bandara ini memang ada di pinggiran. Sesampainya di kedai kopi, kami disuguhkan dengan berbagai pilihan kopi khas Belitung yang legendaris, saya pun mencicipi Es Kopinya, serius,, enakkkk..

Belitung
Kedai Kopi Belitung

Masih di kedai kopi, kami sekaligus menyantap makan siang dari mas Regi, untuk menunya, saya cukup bingung makan yang mana dulu, karena banyaknya pilihan lauk, baru kali ini budget traveling menunya cukup banyak, biasanya cukup telur ceplok, isian menu  makan siang kali ini ada telur bulat balado, tempe tahu, ayam goreng, dan capcay, komplit bukan... Setelah kami menghabiskan makan siang dan kopi, kami selanjutnya menuju Museum Kata yang letaknya ada disebelah kedai kopi ini. Sayangnya untuk biaya masuk musem ini exclude dari paket tournya, kita harus membayar biaya masuk Rp 50.000,- per person, tapi kita dapat buku karya Andrea Hirata. Isi dari museum ini ya kebanyakan quote quote Andrea Hirata dan gambar-gambar gitu,, bener lah kalau namanya museum kata.

Belitung
Inung dan Karya Andrea Hirata

Belitung
Peluk tembok aja duulluuu
Selanjutnya kami berlalih ke Kampung Ahok, wisata yang satu ini lebih mirip dengan warung makan yang juga menjual makanan khas belitung, dan aneka merchendaisenya, lalu di sebrangnya rumah milik ibunya Ahok, dengan disamping rumahnya ada kandang yang isinya keledai, ada dua, lalu sebelahnya lagi pusat oleh oleh yang hampir sama yang dijajakan dengan yang ada di sebrangnya tadi.

Belitung
Yaelah candid
Selepas ini kami menuju replikas SD Muhamadiyah, nah ini ikonik sekali, belum bisa dikatakan ke Belitung kan kalau belum kesana, perjalanannya kurang lebih 30 menit, sesampainya sana,, panas panas, kami tetep eksis, foto dengan latar belakang SD Muhamadiyah  Gantong, inipun kami harus antre karena banyaknya pengunjung lain.
Belitung
Upacara gaess


Belitung
Belajar sama bu guru
Di dalam sekolah ini bukan hanya ada replika sekolahnya, ada juga replika siswanya yang sedang belajar, bukan kami loh maksudnya, ada beberapa anak dari warga sekitar yang seolah olah sedang belajar, dan berbanyi lagu Laskar Pelangi, ada juga yang berdandan seperti saat pada bocah lasar pelangi ini akan mengikuti kompetisi tari, seru deh disini.

Next kami nyebrang ke sebelah, Rumah Keong namanya, sepertinya ini bekas rawa yang diberi jalan untuk aksesnya

Belitung


Hari semakin sore, perjalanan kembali dilanjutkan menuju kota untuk mencari makan malam, dan berburu oleh oleh. Pertama-tama kami menuju oleh oleh ketam, tentunya saya tidak tertarik, berbeda dengan teman saya yang lain, berbagai macam olahan ketam mereka pesan, untuk kemudian diambil hari Minggu besok sembari perjalanan pulang. Selanjutnya ke pusat oleh oleh yang lebih umum, nah ini saatnya Inung beraksi, mecari kaos yang ada tulisanya Belitung, its a must ya... Kami juga kembaran kaos kok disini, warna hijau, ah ya gue banget, and the last kami makan malam di tempat ikonik resto, yaitu Rumah Makan Belitong, destinasi kebanyakan wisatawan loh ini. Untuk menunya, banyak yang khas sini, tapi lagi lagi saya makan ayam, yang lain enggak doyan gaes.. hohoho,, menunya kebanyakan olahan seafood. Untuk makan malam ini lagi lagi exclude paket tour ya..
























Hari belum malam malam sekali, namun kita harus sudah kembali ke penginapan, penginapan kali ini ada ditengah kota, saya lupa nama penginapannya, tapi nyaman untuk tempat singgah, terutama kamar mandinya ya, asal kamar mandi bersih bagi saya cukup kok, nah tapi ini ada wifinya, lebih okelagi karena saat malam saatnya berkirim foto di group wa.

Sabtu, 15 September 2018, pukul 08.00 pagi setelah kami sarapan menu hotel, menunya cukup minimalis karena hanya snack dan minuman hangat, yasudah kita tambah pop mi lah buat makan, soalnya seharian ini kami akan main air. Kami menuju pelabuhan penyebrangan untuk hooping island, karena jumlah kami yang cukup banyak, kami mendapatkan satu perahu khusus untuk kami tanpa dicampur wisatawan lain. Perjalanan perahunya kurang lebih satu jaman lah untuk sampai disatu destinasi, dan tidak sampai satu jam untuk destinasi ke pulau pulau sekitarnya. Pertama kita melihat pulau burung, namun kita tidak menuju kesana, hanya sekedar lewat,

Belitung
Perahu Pribadi

Pulau pertama yang kami kujungi, adalah pulau Batu Berlayar, pulau ini cukup kecil dengan batu besar dan pasir yang lembut, sebelum menuju pulau ini kami menemukan pulau Burung, sayangnya kami tidak kesana, hanya bisa foto dengan background batu yang mirip Burung, seperti foto di samping.

Belitung
Selanjutnya di pulau Batu Berlayar, seperti yang saya ceritakan sebelumnya, pulaunya kecil jadi terlihat penuh


Namaste di Pulau Batu Berlayar

Next kami ke pulau Tanjung Kelayang, oiya hampir semua pulau di sini ada bantunya, jadi ya menclok ke batu satu ke batu yang lain. Berdasarkan hasil baca di gugle, ini merupakan proses tektonik yang terjadi ratusan tahun yang lalu, jadi didalamnya itu sebenarnya ukuran batunya leih besar lagi, yang terlihat dipermukaan itu hanya sebagian kecilnya, yang tertanam di dalamnya lebih besar. Kalau diingat ingat hanya di pulau Tanjung Kelayang kami tidak menemukan batu di sana, adanya malah kucing, haha. Di sini kami menyempatkan makan siang, untuk menunya komplit juga kok, ada beraneka lauk, mirip menu kemaren hanya saja dimasak bumbu yang berbeda. Sebagai pecinta kucing, saya tidak tega melihat kucing di sana makan pasir, akhirnya saya berbagi makan lah sama si kucing, hihi.

Well, hari semakin terik, saatnya snorkeling, dimana? Dekat Pulau Lengkuas, pulau yang instagramable dengan mercusuarnya. For Your Information, alat snorkle saya baru beli loh,, karena saya sering piknik di air air, ya minimal setahun sekali kan, akhirnya saya beli saja, soalnya jorok kan berbagi alat snorkel dengan yang lain, iya kalau pengelolanya bersih, suka bersihin dengan benar, kalau enggak kan jorok gaes, ya sudah saya beli aja beberapa jam sebelum kereta malam saya berangkat sehari yang lalu, harganya Rp 325.000,- di toko olahraga belakang mall Simpang Lima. Oiya, untuk kaos renangnya juga baru itu, karena baju renang yang biasa saya pakai sudah kedodoran, yes,, saya kurusan memang, jadi terlihat klowor kalau pakai yang baju ijo biasanya, untuk celana, itu pakai celana senam yang biasa saya pakai di KWU Fitness center kalau sore.

Belitung
Tuh alat snorkel saya yang baru
Belitung
Byyuurrr
Foto di atas itu, saya pakai jam tangan eiger, ndak kelihatan ya.. haha, iya jam tangan saya sudah ready to dry lah, karena saya beli yang water resistennya cukup untuk kegiatan air, sporty banget. Tidak lama di air, karena teman teman saya tidak ada yang bertahan lama di air, saya sudah mondar mandir ke sana ke sini sendiri cukup lama, tidak enak hati, akhirnya saya naik juga ke perahu, kelihatanya kurang dari satu jam saya snorkeling.

Baiklah, saatnya minum kelapa muda di Pulau Lengkuas, sambil foto tentunya, sayangnya sekarang wisatawan tidak diizinkan naik ke mercusuarnya, untuk menjaga mercusuarnya begitu tujuannya, maklum kadang ada beberapa wisatawan yang masih basah dengan taburan pasir disekujur tubuh tetap masuk, akhirnya mecusuar kotor. Es degan di sini satu porsinya seharag Rp 25.000,-. Oiya drybag saya juga baru itu, warna ijo, merk eiger, kapasitas 15 liter, harga Rp 125.000,- kok baru semua sih, jadi ennaakk.. Eh eh ransel saya juga baru seharga berapa ya, 700 lebih kalau ndak salah, lupa kalau yang ini, merk Bodypack kapasitas 25 liter. Modal banget piknik yang ini yakkkk

Belitung
Pulau Lengkuas
Belitung
Pulau Tanjung Tinggi
Next masih wisata pantai dan pulau, kami menuju Pulau Tanjung Kelayang, sudah agak sore kita hanya mampir sebentar sambil foto sesion. Di pulau ini suasananya masih sama ya batu gitu. Loh kok pakai baju yang tadi lagi si Inung? Kebiasaan saya nih ya, kalau nyemplung baju dan celana saya yang luaran kan sudah basah basah gitu, saya jemur di perahu, biar bisa dipakai lagi, hahaha.. terbukti kok karena cuaca yang panas dan langsung kena matahari, pasti kering dan bisa dipakai. Gue mah orangnya cuek aja...








Puas mengunjungi banyak pulau saatnya kembali ke daratan, karena destinasi masih banyak tentunya. Kami sampai di pelabuhan sekitar pukul 16.00, untuk mandi, disini banyak tersedia kamar mandi kok, harganya juga murah cukup Rp 3.000,- kalau nggak salah sih, apa lima ribu ya... Lupa. Bersih sudah, sholat sudah, saatnya tidur di mobil, karena kita akan kembali ke kota menikmati sunset di pantai Laskar Pelangi.

Pukul 16.30 kami sudah di pantai ini, sebenarnya nama pantainya adalah Pantai Bukit Tinggi, terkenal dengan sebutan Pantai Laskar Pelangi karena dilokasi ini syuting film Laskar Pelangi yang momen anak anak itu pada lari larian di pantai dengan batu tinggi tinggi, dan memang kondisi di dalamya batunya tinggi bisa untuk panjat panjat.

Belitung
Pantai Bukit Tinggi
Belitung
Senja di Laskar Pelangi

Kami benar benar menikmati senja di sini sampai matahari tenggelam dalam air, jadi syahhhddduuu du du du du











Malam tiba, saatnya kami beranjak menuju pusat oleh - oleh yang kedua, dan isinya lebih komplit, semua ada, beraneka makanan khas Belitung, dan cinderamata lainnya, nama pusat oleh olehnya Kelapa




Setelah puas borong makanan, saatnya makan malam tiba, untuk makan malam exclude lagi ya, dan pasti nuruti mami andina ini kalau makan harus di cafe, akhirnya kami mencari makanan ala ala cafe sini, ah sudahlah,, saya pun makan soto Belitung, sayangnya dagignya masih alot, jadi ya saya ndak habis. Setelah makan malam, kami pulang menuju penginapan, capek gaess..

Minggu, 16 September 2018 hari terakhir di Belitung, setelah snack pagi di hotel, kami menyantap makanan khas belitung, yaitu Mi Belitung, bagi saya kurang cocok dengan rasanya karena rasa udangnya yang kerasa, dan rasa kuah yang manis, mi ini mirip dengan mi ongklok wonosobo. Untung saya sudah menyiapkan kripik tempe, jadi aman dong makan apapun. Tapi saya habis kok makan mi ini, lapar soalnya, haha
Mi Belitung
Lokasi Mi Belitung


Belitung

Selepas makan mi belitung kami menuju pantai Tanjung Pendam, di sana kami ketemu dengan pasar pagi mini, ya kalau di Semarang mirip car free day lah, banyak penjual makanan kecil, mainan anak anak, odong - odong, dan kata bang Regi hari Minggunya warga Belitung ya kesini, rame memang banyak warga sekitar. Lalu kami mampir berfoto di batu ikoniknya Belitung, lokasinya di tengah jalan seperti simpang lima begitu, benar-benar jalan raya, untung nggak ketabrak mobil

The Beatles

Selanjutnya kami menuju oleh oleh ketam untuk mengambil pesanan teman teman, lalu menuju ke rumah adat Belitung. Lokasi rumah ada ini ada di kompleks rumah dinas bupati Belitung, di sana juga terdapat pengelola rumah adat yang siap menyambut kedatangan kami dan wisatawan lainnya. Di dalam rumah adat, terdapat diorama berbagai kegiatan seperti diorama pernikahan dengan adat Belitung, berbagai sajian pernikahan, bahkan juga kamar pengantinnya. Masuk lagi ke dalam, terdapat tempat dua ruang yang menjadi tempat makan di sebelah kanan, dan sebelah kiri untuk penyimpanan gerabah dan alat tumbuk padi.

Belitung
Rumah adat belitung

Belitung
Diorama pernikahan khas Belitung
Belitung
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang




















Next the last destination, Danau Kaolin. Danau ini sebenarnya sisa dari bekas tambang timah PT Kaolin. Di danau ini kita nggak bisa lama lama bukan karena apa apa, namun di sana panas sekali gaes,, sillaaauuu,, beneran deh, bisa tahan di sana 15 menit aja sudah perjuangan, silau sekali

Belitung
Silau Gaes
and, last but not the last kita menuju Bandara, ah iya haruskah berakhir perjalanan ini? Not yet, next kita akan pergi bareng lagi kan.. Lokasi ini cukup dekat dengan dengan Bandara hanya butuh waktu tidak sampai 30 menit kita sudah sampai, karena waktu yang tersisa masih cukup banyak, akhirnya kita nongkrong santek dulu di cafe dekat kopi, mik es kopi terakhir di Belitung, sambil menunggu adzan dhuhur ya gaes. Oiya, sebagai perpisahan terakhir dengan bang Regi, ini dia foto dengan si abang Regi di pintu masuk bandara, Thaknyu ya bang Regi.... see yu next time bang....

Belitung
Si kaos putih si abang Regi
Flight pukul 13.00 dengan waktu tempuh ples mines satu jam, selanjutnya kita melanjutkan perjalanan ke Pasar Senen, dengan kereta Bratas yang akan membawa kami ke Semarang, perpisahan dengan Ano dan mamah Ristina di Bandara, lalu kami berlima naik gocar menuju Pasar Senen. Sampai di Pasar Senen, kami sempatkan makan dulu karena masih ada waktu 1,5 jam tersisa, lagi lagi kami makan fast food biar cepet, dan mencari lokasi lesehan dipojokan stasiun, kami makan depan emperan statsiun Pasar Senen



Done, perjalanan kali ini, berapa sih estimasi perjalanan ke Belitung? kurang lebih begini ya gaes ini diluar properti sebelum keberangkatan dan oleh oleh, jadi ya kebutuhan mendasar di sana lah

Tour Package                                                                                           = Rp 870.000,-
Gojek kos ke statisun tawang                                                                  = gratis minta anter aja
Kereta Brantas Semarang Jakarta - Jakarta Semarang pp @ Rp 80.00,- = Rp 160.000,-
Pesawat Jakarta Belitung                                                                         = Rp 586.000,-
Pesawat Belitung Jakarta                                                                         = Rp 700.500,-
Makan malam hari pertama + kedua                                                       = Rp 100.000,-
Makan di stasiun                                                                                      = Rp 30.000.-
Gocar Soetta Pasar Senen 90.000 bagi ber lima                                      = Rp 20.000,-
Taksi staisun tawang Kos Rp 60.000,- bagi ber 3                                   = Rp 20.000,-

Total Jendral Rp 2.486.500,-
nabung setaun cukup banget, sehari nggak sampe 7ribu rupiah,, happy holiday......

Jumat, 02 Maret 2018

Explore Madura

Piknik kali ini disponsori oleh,, by my self lah, siapa lagi. Hari Jumat tanggal 2 Februari perjalanan melalahkan dimulai. Rencana Februari ini sebenarnya ke negeri laskar pelangi, namun apalah daya, tabungan inung indak cukup.. maafkan saya teman-teman, ya kali kalau dipaksain bisa nggak makan setahun. Hari jumat, dengan kereta kelas ekonomi seharga Rp 100.000,- keberangkatan yang seharusnya pukul 21.00 molor jadi 22.30. Oke, belum-belum udah nggak enak aja, pake delay pula ni kereta. Akhirnya kami sampai Surabaya Pasar Turi pukul 03.30, yang seharusnya 01.40, mau nggak mau jadwal hari ini yang menyebrang gili seberang via Sumenep harus delay juga, kenapa? ya karena nggak keburu perahunya, penyebrangan ke Gili Genting dan Labak sekitar pukul 05.00 - 06.00 WIB. Akhirnya sama pihak operator jalan dituker jadwalnya, acara yang harusnya hari kedua, dituker jadi hari pertama. 

Pukul 05.15 Sabtu tanggal 3 Februari mas -mas operator jalan baru jemput rombongan kami. Siapa peserta kali ini? tambah rame,,, aassiikk, peserta tetapnya ya Inung dan Alifah, Anin yang kemaren ikutan ke Banyuwangi ketagihan jalan bareng kita, akhirnya dia ikut sama satu lagi temenya, Isna, dan ditambah mbak Andin,, aaayyee... berlima kita perempuan tangguh berjalan menuju timur mencari kesejukan hati. Setelah mandi mandi kecil di kamar mandi masjid, kamipun bertemu masnya dan menuju arah Madura. Ternyata masnya ini, mas yang dulu ngater kita piknik di Banyuwangi, cuman ganti TL nya aja. Sebelum jauh meninggalkan Surabaya, kami mampir makan dulu di Surabaya, lokasinya dimana saya juga nggak ngerti banget, deket gor dan alun-alun, makan paginya soto surabaya dengan porsi jummbboo, nasi setengah tapi kayak porsi 2 orang.

 


Perjalanan panjang menuju Bukit Jaddih, di daerah Bangkalan, perjalanan kurang lebih 1,5 jam dari Surabaya, karena kondisi jalannya yang masih bebatuan yang menyebabkan jadi sedikit lebih lama. Sampai sana masih pagi, foto selfa selfi,Bukit Jaddih ini sebenarnya sisa tambang kapur, bahkan diarea tersebut masih ada penambangan kecil kecilan, dan juga pengerukan. Pengerukan ini untuk memperluas area wisata, kalau info dari mas TL, rencanaya mau dibuat seperti collosium, buat gladiator gitu kali ya mas,,, haha

Bukit Jaddih Madura

Next, kita main di bukit bukit lagi, kali ini Bukit Arosbaya, hampir sama dengan bukit Jaddih, bukit Arosbaya juga merupakan sisa penambangan kapur, bedanya warna buktinya lebih merah, mungkin sih karena bukit ini jauh lebih lama dibandingkan bukit Jaddih. Jarak Bukit Arosbaya dengan Jaddih sekitar 1 jaman. Pas sekali diluar hujan terus, maka saya pun bisa tidur pulas di mobil, hahha. Sampai di daerah Bukit Arosbaya (masih di daerah Bangkalan) kondisinya masih hujan. Yasudah bobok lagi aja, sampai ujannya agak reda, turun mampir di warung tenda, dan makan mie rebus, maafkan inung ya mas... (mas yang mana, embuh). Kontur bukit disini lebih bagus, karena dindingnya yang ditata sedemikian rupa, dan warnanya yang temaram.

Bukit Kapur Arosbaya Madura

BUkit Arosbaya Madura
Bukit Kapur Arosbaya
Tujuan selanjutnya adalah rumah makan bebek sinjay yang terkenal. Sebenarnya saya tidak begitu suka dengan bebek, namun olahan bebek yang satu ini benar-benar membuat ketagihan. Bebek yang empuk, bumbu yang meresap, kremesan yang pas dan tidak asin, ditambah sambal yang pas membuat lidah benar-benar bergoyang, sambalnya mantap, tidak terlalu pedas. Kalau saya ke sini lagi, saya tidak akan  melewatkan bebek sinjay.


























Setelah perut terisi kembali, tenaga sudah ada, selanjutnya melanjutkan perjalanan ke next destination, yaitu air terjun Toroan di Kabupaten Sampang. Air terjun ini langsung jatuh ke laut, mungkin ini dari sungai yang bermuara di laut, mungkin loh ya... Asumsi saya sih begitu. Saya rasa kalau sunset disini sangat bagus viewnya, sayang pas kami sampai sana belum sunset sunset amat, baru pukul 3 sore. Tapi tak apalah, kami masih bisa berfoto, its a must sih kalau ini.

Air Terjun Torosan
Air Terjun Toroan

Air Terjun Torosan
Pantai Toroan
Puas berfoto-foto di air terjun, kami akan beristirahat di hotel di daerah Kabupaten Sumenep. Seharian ini kami benar-benar berputar mengelilingi pulau Madura. Perjalanan dari Toroan ke hotel cukup jauh, iyalah... kami menyusuri jalan sepanjang pantai, nice sih... Pukul setengah 6 kami sampai di penginapan daerah sumenep, hotelnya apaan ya,, lupa, udah lama soalnya, indak di foto lagi. Cuma lumayan nyaman kok buat istirahat, dan mandi, cuma kamar mandinya kurang begitu bersih, sampai harus minta ganti dua kali, minta tambah gayung sama ember yang bekas semen.. hihihi..

Saat makan malam tiba, kami memutuskan ke Warung Upnormal, ealah jon jon,, padahal kalau di Semarang malah belum pernah ke sana, giliran di Madura kok makannya di sini, haha.. Saking bingungnya kita mau makan apa, dari pada makan endog lagi endog lagi, kami akhirnya makan mi aneh aneh di Upnormal, saking senengnya juga sih ada cafe di Madura,, hihi. Makan dari habis isya sampai pukul 9 malam, kami kembali ke hotel yang jaraknya hanya sekitar 50 m, istirahat dimulai.

Pagi hari, Minggu tanggal 4 Februari selepas adzan Subuh, kami berkemas untuk check out dan siap siap menuju Gili Labak. Karena posisi penginapan kami di Sumenep, jadi perjalanan menuju penyebrangan tidak terlalu lama, cukup satu jaman lah kami sudah sampai di dermaga kecil di Desa Tanjung, Saronggi. Penyebrangan dimulai pukul 6 kurang 15.

Akses ke Dermaga Tanjung

Dermaga Tanjung
Pagi hari di Tanjung, ternyata meyimpang suasana sunrise yang cantik, seperti ini kira-kira yang berhasil dibidik kamera sunrise pagi itu

Tanjung Sumenep Madura
Sunrise Tanjung
Gii Labak
Masih seger ya di perahu, iyalah wong pagi
























Destinasi pertama adalah menuju Gili Genting. Perjalanan dari pelabuhan Tanjung ke Gili Genting ditempuh cukup singkat, kurang lebih setengah jam. Sampai sana juga masih sangat pagi, setengah 7 pagi, masih pengen ngasur tapi sudah di pantai aja. Sampai di Gili Genitng yang kami lakukan adalah sarapan pagi, owalah jauh jauh nyebrang pulau ternyata cuma mau makan. Bisa ditebak dong kira-kira menunya apa?

Nasi endog
Setelah makan di, kami pun nyemplung-nyemplung dikit di sini, dikit aja karena tujuan utamanya kan ke Labak. Kalau di Genting, ada penduduk lokal yang hidup di sini. Pasirnya cenderung basah di genting. Fasilitas komplit komplit, kamar mandi bersih banyak, tempat sampah di mana mana. Karena ndak afdol kalau belum foto, mari kita foto terlebih dahulu

Gili Genting Madura
Pantai Gili Genting

Perjalanan dilanjutkan kembali pukul 8 pagi. Lumayan jauh untuk perjalanan yang selanjutnya, hampir 1,5 jam lebih. Ngantuk, capek, tidur, kok masih ndak sampai sampai ya, bangun, tidur lagi, gitu terus sampai akhirnya jam 10 kurang dikit kami sampai di Gili Labak. And,, wooww,, its amazing, really. Warna lautnya yang biru, cerah, biru, gelap, agak tosca, pasirnya yang lembut, yang putih,, aahhhhh beautiful. Rupanya masih terlalu pagi untuk snorkeling, akhirnya kamipun menunggu sampai jam 12 siang, kenapa? Terlalu dangkal, dan kuatirnya kita kena karang yag tajem apalagi banyak babi laut,, yang item item panjang iya bulu babi, kan sakit kalau kena. Trus kami ngapain? Foto? sudah jelas, kamipun bergeser ke sebelah kanan pulau, yang agak sepi, agak tenang, agak privat, dan memang bagus tempatnya buat foto. Setelah foto kami masih punya banyak waktu, akhirnya kamipun main banana boat

Gili Labak Madura
Menyusuri Gili Labak

Gili Labak
Merapih Alam Gili Labak
Pukul 12, teng teng teng, waktunya snorkeling.. yeaa... Ternyata snorkelingnya diistu aja, kirain mau pindah lokasi dimana gitu, eh ternyata cukup disitu aja. Cuman agak ketengah sedikit gitu deh.. Oiya kalau untuk fasilitas, disini air tawar harus beli, 10 ribu gitu, tapi kami ndak mandi kok, cuman pipis pipis tipis, hahaha, soalnya abis snorkeling kami juga langsung cek out balik kesono lagi. Penginapan? Belum ada juga, adanya tempat ngecamp. Langsung aja deh begini foto snorkelingnya



Pukul 13.30 kamipun mentas dari laut, sudah saatnya kembali ke daratan luas, besok kerja. Sekitar pukul 14.00 perahu motor yang kami tumpangi baru benar-benar meninggalkan Gili Labak. Dua jam perjalanan kami tempuh dengan kondisi gerimis kecil, jauh ya,, capek banget, merem melek kena angin laut dan akhirnya sampai, kamipn lari karena udah kebelet. Buat mandi di daerah sini banyak kok rumah rumah warga yang nyediain fasilitas mandi, di mushola juga ada, di sampingnya pas, apaagi emang parkir kendaraan di mushola, jadi fasilitas kamar mandi di sebelah mushola yang udah berjejer banyak itu tetep dierbu wisatawan, kamipun berpencar mencari lokasi mandi lain, dan well, semua rumah warga di sini bisa banget mandi, mana murah lagi, cukup Rp 3.000,- aja loh..

Bersih sudah, selanjutnya makan,, ampun laper banget suer.. kami makan di rumah warga samping mushola, udah paketan juga, coba tebak? nasi sop sama telur rebus setengah, cari kerupuk aaahhh buat tambah-tambah lauk. Makan sudah, dan waktu menunjukkan pukul 16.00, kita harus bergegas, kereta pukul 21.00, bisa ketinggalan ini, jadi perjalanan normal dari lokasi kondisi tanpa macet adalah 5 jam, mana waktu itu macet, jam 20.45 kami sampai di stasiun Pasar Turi, yang harusnya 5 jam ini cuma 3,5 jam dengan kondisi macet, mau tau gimana kecepatannya? Jantung mau copot, ggiilllaaakkkkkk,, parah, ngeri.. Alhamdulillah selamat,, aku terharu

See u next trip lah ya...