Rabu, 02 September 2015

Shining Batu

Batu, merupakan kota wisata yang mampu menawarkan pesona agrowisata yang sangat menakjubkan. Perjalanan ke kota ini sudah sangat lama direncanakan, dan akhirnya sampai juga menginjakkan kaki di kota Batu. Perjalanan dimulai hari Jumat tanggal 14 Agustus 2015, tepat pukul 19.30 bis nusantara membawa kami (inung, alifah, iqbal) menuju kota Malang. Menurut saya harga tiket bis ini cukup terjangkau jika dibandingkan dengan harga kereta, cukup dengan harga Rp 125.000,- per tiket, namun yang perlu diperhatikan adalah perbekalan karena bis malam ini tidak menyediakan kupon makan.
Begitulah akhirnya pukul 6 pagi tibalah kami di terminal Arjosari Malang. Bingung? Absolutely... Bermodalkan tanya kanan kiri akhirnya kami menemukan paangkalan angkot yang akan membawa kami ke destinasi tujuan. Untuk catatan, kondisi kamar mandi di area terminal cukup bersih, jadi bisa digunakan untuk membersihkan badan sebentar setelah perjalanan semalaman. Selanjutnya kami naik angkota ADL yang akan membawa kami menuju terminal Landungsari. Murah kok harga per tiketnya cukup dengan merogoh kocek Rp 5.000,-. Setelah dari Landungsari kami berganti angkot warna kuning yang menuju Batu. Sebenarnya harganya sama dengan harga angkot Arjosari Landungsari, namun sepertinya si bapak sopir ini mengerjai kami yang buta arah... huhuhu,, kkeejjaamm... Alih-alih kami bertanya dimana letak Gondorejo (daerah homestay pesanan kami), si bapak menawarkan mengantarkan kami kesana dengan harga 2x dari ongkos yang sebenarnya. Jadi kami kena Rp 30.000,- sekilas saya berfikir murah, tapi setelah tau kalau lokasi Gondorejo dengan tempat turun angkot tidak lebih dari 400 m, membuat saya ingin ngomel2 sama si bapak angkot. tapi ya sudahlah,, orang kaya lagi traveling kok, haha.
Penginapan kami ada di desa Gondorejo, dan benar loh, deket dengan jalan raya, dan jalan kaki 5 menit saja sudah sampai BNS. Harga? murah kok, homestay O3 dibandrol harga Rp 250.000,- dengan tambahan extrabed Rp 50.000,-. Fasilitasnya cukup oke, ada air panas dan sarapan. Murah lah dengan lokasi yang strategis seperti itu. Kami juga menyewa motor dengn harga Rp 70.000,- per motor untuk 24 jam.

Lokasi O3 dengan komplek wisata
Pukul 9 pagi, setelah kami bersih-bersih tentunya kami memulai perjalanan menuju destinasi pertama yaitu Coban Rondo. Coban Rondo menawarkan pesona air terjun yang mengusung tema bukan sekedar ai terjun. ya benar saja, karena lokasinya sudah disulap menjadi kompleks-kompleks arena bermain sebelum sampai ke ujungnya yaitu si air terjun. Tiket masuk lokasi cukup murah, saya lupa-lupa ingat, tapi sepertinya kurang dari 50 ribu per orangnya. Ada banyak lokasi permainan di area ini, kami memutuskan untuk masuk ke lokasi permainan taman labirin. Untuk masuk ke permainan ini kami harus membayar lagi seharga Rp 10.000,- per tiketnya. Tips bermain, naiklah dulu ke mercusuarnya untuk melihat alur jadi biar nggak nyasar waktu di area permainan. Cerdas bukan?


Setelah dari taman labirin kami bermain diarea panahan sebentar, dengan harga Rp 5.000,- untuk 5 kali panahan.. Murah lah....

Panahan
Tanpa menunggu waktu lama lagi kami menuju tujuan utama kompleks wisata ini, yaitu air terjun Coban Rondo




Setelah cukup lama bermain air, kami melanjutkan perjalanan kedua di daerah Gunung Banyak. Daerah yang terkenal dengan view kota Batu dan Paralayangnya. Perjalanan di daerah Pujon ini memang sangat asri, sejuk, dan dingin. Tapi begitu kami naik dan menuju puncak Gunung Banyak, selamat berdebu-debu ria kawan, hahaha... inilah Gunung Banyak, dengan pendakian yang cukup terjal dan berbatu, tapi untuk viewnya? AMAZING....

Sampai di puncak gunung banyak, kami masuk ke wisata Omah Kayu dengan harga tiket Rp 10.000,- per person. Dari sini kita bisa melihat view kota batu dengan kawasan hutan pinus dan rumah kayu yang bergelantungan di pohon. Agak ekstreem memang ketika harus naik di rumah kayu, tapi kalau sudah di atas, suer nggak bakal ada niat untuk turun, kecuali rasa toleran sama pengunjung lain tentunya.


Omah Kayu
Setelah dari Omah kayu dan karena kami harus antri dn bergai tempat dengan yang lain kami memutuskan untuk bergeser ke sisi gunung banyak yang lain untuk menikmati Paralayang. Harga yang ditawarkan memang cukup tinggi yaitu Rp 350.000,- per person sekali terbang dengan panduan pilot yang membawa kami. Tapi kapan lagi kita bisa sampai sini? kapan lagi terbang kalau tidak sekarang? Tanpa berfikir ulang, kami pun mendaftarkan diri. Tepat pukul 1 setelah ISHOMA, kami mulai penerbangan. Seperti inilah viewnya


Keren keren keren.... kalau di Semarang ada, boleh lah kita coba lagi


Setelah kami mendarat, kami diantr kembali di pucak gunung banyak tempat kami melakukan penerbangan, dengan ojek tentunya. Sekitar pukul 2 siang kami turun ke pusat kota batu yaitu di oro-oro ombo untuk bersiap, mandi, dan melanjutkan track selanjutnya.
Setelah mandi, dan sholat Ashar, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Angkot. HTM nya cukup mahal sih, 90 ribu untuk tiket terusan. Tapi fasilitas yang diberikan di dalam sih oke punya.. Banyak hal yang bisa kita nikmati di dalam, mulai dari pameran berbagai jenis mobil, motor, dan alat transportasi lainnya. Selain itu kita juga dibawa menuju suasana berbagai negara. Biar berasa kesannya, kami pun naik perahu mengitari pasar apungnya

Perancis


Pecinan jakarta
Keliling Pasar Apung
Cukup puas setelah mengelilingi seluruh lokasi museum angkot, kami memutuskan untuk segera berpindah destinasi lain. Kuliner donk.... yap.. tujuan kami adalah di daerah alun-alun kota batu.. Sudah bisa terbayang berbagai macam makanan apa yang ada di sana. Kami menuju pada pos ketan legenda. Familiar bukan? tapi yah,,,, yang namanya saja legenda, antrinya untuk bisa menikmati Ketan yang terkenal sejak tahun nenek moyang ini memang luar biasa. Harga ketannya sih standar, dengan varian rasa yang beraneka ragam, ditambah dengan segelas sus murni.. aaajjjiiibbbbb rasanya.. Masing-masing dari kami memesan ketan dan susu, ditambah dengan beberapa potong pisang goreng dan pie susu, cukup dengan harga 60 ribuan semua bisa dinikmati.

Antrian Ketan Legenda

Ketan Campur
Awalnya sih kami berencana untuk naik bianglala di alun-alun Batu, tapi berhubung antrinya ruar biasa, kami jadi mengurungkan niat. Bukan cuma antrinya yang dahsyat, masuk kawasan alun-alun saja kami kesulitan. Akhirnya kami menuju lokasi berikutnya yaitu Batu Night Spectaculer... HTM nya cukup 35 ribu, karena kami memang hanya sekedar mampir kami tidak membeli tiket terusannya... Sudah payah sekali badan, jadi cuma mampir lihat kedalam, dan keluar sekitar pukul setengah 10 malam. ddaannn.. absoluetly, ttiidddooorrrr
Pagi hari minggu tanggal 16 Agustus, kami sarapan dengan nasi pecel ala-ala sana, lumayan nggajal perutlah ya... nah ini, hari kedua kami mulai hilang arah mau kemana. Karena semua destinasi menarik sudah dilakukan dihari pertama. Untuk masuk objek wisata lainnya juga kantong sudah terkuras habis. Akhirnya kami menuju alun-alun mencari kaos. yyaaa... kurang afdol rasanya kalau pergi ke suatu daerah tanpa punya kaos bertuliskan daerah tersebut. Hahaha... dan, nihil setibanya di alun2. ya sudah, kami naik saja andong keliling Batu, cukup 40 ribu lah.. Dan, karena malam sebelumnya keinganan kami naik Bianglala gagal, kami naik juga dihari kedua. siang-siang tak jadi soal, yang penting happy

Naik Andong

Alun-alun Batu

Suasana Dalam Bianglala
Puas menikmati alun-alun disiang hari, kami mulai lagi berburu oleh-oleh, tanya tukang parkir, muter-muter Batu, dan akhirnya kami mendapatkannya di daerah Oro-Oro Ombo, dekat dengan penginapan kami. tepatnya di depan Batu Secret Zoo. Disana terdapat toko oleh-oleh yang menjajakan kaos dan cinderamata lainnya. Harganya? cukup murah lah... 45 ribu untuk kaos lengan panjang, dan bahannya cukup halus.
Pukul 12 lebih kami checkout dari homestay, jalan kaki ke atas di dekat BNS untuk menunngu angkot kuning yang membawa kami pulang ke landungsari. Dari Landungsari kami naik ADL yang akan membawa kami pulang, ttaappiii... kuliner dulu lah ya... Kami memutuskan untuk mencari bakso bakar pak man yang terkenal itu. Berbekal gmap, tanya teman yang kuliah di Malang dan tanya sopir angkot, kami turun di SMP 13 dan jalan kaki menuju bakso bakar pak man. Rasanya??? jangan ditanya yah..... cuma ada di Malang yang bisa begini.. jjuuaaarrraa. Setelah perut kenyang lalu apa selanjutnya? baiklah, waktu masih lama, baru pukul 3 sore.. jjaalllaannn lagi dah
alun-alun kota Malang jadi destinasi menarik. suasana ditengah kota yang asri, pohon, kembang, air mancur, merpati, nggak ada yang kayak begitu di Semarang... di belakang kami pun ada masjid, tinggal menyebrang jalan sudah sampai. Giillaa.. gak pengen balik rasanya... strukutur kotanya benar-benar nyaman, pusat kota yang ruar biasa menurut saya.

Burung merpati hidup bebas
Karena waktu sudah maghrib, kami sholat di mesjid di alun-alun Malang ini, selanjutnya kami harus balik ke Arjosari. Setelah naik angkotan yang membawa kami ke Arosari, kami langsung turun dan menuju area bis malam. Bis nusantara yang membawa kami baru berangkat pukul 9 malam, ampun deh ya, sampe jam berapa ini??? tapi, dengan kekuatan pak sopir yang ruar biasa, kami sampai di terminal terboyo pukul 4 pagi. Nggak kebayang kan kayak apa cepetnya? kayak naik shinkzen ala-ala nusantara air kali yah.. hahaha
Yap, begitulah perjalanan ke Batu Malang.. semoga masih ada kesempatan untuk menikmati kota selanjutnya.

Semarang, 2 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar