Senin, 13 Juni 2016

Wisata Banyumasan

Baturaden, sebuah daerah yang terletak di daerah Banyumas Jawa Tengah. Lokawisata ini sudah terkenal sejak lama. Terakhir saya kesana tahun 2004, om my... dua belas tahun yang lalu loh.. Perjalanan panjang dimulai dari cerita kecil selama perjalanan pulang menuju rumah. 

Sabtu, 4 Juni 2016 perjalanan melelahkan dimulai. Perjalanan menuju Banyumas yang melewati rute gasingan. Iya, hal ini dikarenakan pada pukul 14.30 saya baru start melakukan perjalanan ke Pati dari Semarang padahal bis yang memberangkatkan kami ke Banyumas berangkat pukul 19.00. Ditambah lagi rob yang sudah seminggu ini menggenang kawasan Terboyo membuat perjalanan kos Terboyo yang harusnya bisa ditempuh satu jam, menjadi satu 1 jam 30 menit. Setelah menitipkan motor di RSI Sultan Agung, saya pun berjalan diantara genangan air rob.

Pukul 16.00 saya baru mendapatkan bis ekonomi yang akan membawa saya ke Pati. Perjalanan menjadi panjang karena rob dan kemacetan jalanan menjelang libur panjang awal puasa. Bis ekonomi jurusan Surabay ini menembus keramaian kota, hiruk pikuknya, dan kemcetannya dengan serobot kanan serobot kiri, dan ini yang meninbulkan insiden kebut kebutan, dan saling mencaci antara bis yang saya naiki dengan sopir truk gandeng. Insiden ini terjadi kurang lebih 30 menit. Saling serobot, saling pepet, dan saling mencaci, bahkan hampir saja saling menabrak satu sama lain. Untunglah si sopir bus akhirnya sadar setelah seluruh penumpang di bis istighfar, teriak, dan memaki si sopir dengan tujuan mengingatkan bahwa yang dibawanya bukan hanya dirinya sendiri, namun banyak nyawa orang di dalam bis tersebut.

Pukul 18.30 saya sampai di tugu sukun Juwana, terlihat motor bapak sudah parkir di depan warung sate ayam kesukaan saya, tapi jangan berharap mampir makan dulu ya... waktunya mepet. Baru kali ini bapak mengendarai motor secepat ini, pukul 19.00 saya sampai rumah. Setelah mandi sebentar, langsung saya dan ibuk berjalan ke depan gang untuk menunggu bis. Heran? hahaha.. piknik kali ini saya nebeng ibuk dulu guys.. tipis nih mau lebaran. Benar saja, bis nya sudah ada di depan dan lagi lagi saya harus bergeliat dengan udara dalam bis. Perjalanan paling awal mulai dari tempat kami, selanjutnya kearah timur untuk menjeput peserta satu per satu. Pukul 21.00 akhirnya bis benar-benar memulai perjalanan menuju area wisata melewati Semarang. Andaikan berangkatnya agak sore, mungkin lebih enak saya nyegat aja dari Semarang.. 

Lapar melanda, perut mulai perih, akhir-akhir ini saya tidak boleh makan telat, sudah dua kali keluar masuk dokter hasilnya gangguan lambung, stress katanya.. hhahaha, dari dulu kali dok. Apesnya, bis ini mengalami gangguan perjalanan, bis tidak bisa berjalan menanjak, mau tidak mau bis berhenti di daerah Semarang, sebelum Jambu, iya... sebelum tanjakan dimulai sebaiknya bis diperbaiki dulu. Melihat kanan kiri sepi, sawah, tidak ada warung, bahkan toilet saja tidak bisa digunakan di SPBU yang kami singgahi. Lima belas menit, perbaikan selesai, menanjak di Jambu pun berhasil dengan selamat. Di daerah Secang, bis akhirnya mampir kesebuah rumah makan. Ya,, ibuk langsung menariku keluar, karena tau aku belum sempat makan, bahkan camilan yang ibu belikan dari sore tidak kusentuh sama sekali, iyalah... snack kemasan ber MSG menambah perih saja. Seporsi soto hangat dengan lauk tahu bakso dan bakwan.. lumayan enak.. yang bikin enak sih gratisnya, hahhaa.. suer asyik banget piknik gratisan.

Hari Minggu tanggal 5 Juni 2016, pukul 06.00 bis sampai di terminal bawah Baturraden, mau mandi... masih dingin,, tapi tapi.. ah yasudahlah di atas saja, tak apa... Belum mandi selfie cekrek... hahaha.. ditambah segelas jahe susu biar badan anget. Murah, Rp 3.000,- aja kok


Rischa Inung Fauziah
Inung 



Setelah itu kami naik angkota yang membawa kami ke destinasi pancuran 7. Angkot ini diisi 16 orang, bisa dibayangin donk kayak apa suasana di dalamya, belum lagi jalanan yang naik turun selamam 15 menit. Suer, udah kayak tempe penyet, apalagi saya duduk paling pojok. Tapi sebenarnya sangat murah sih, karena harga per person angkot ini Rp 15.000,- pp, iya pulang pergi, kita ditungguin kok. Pancuran pitu.. ah ya... jalan kaki naik turun, cuma 200 meter sebenarnya, tapi naik turunnya itu loh.. nafas tua. 

Pancuran 7

Sampai di pancuran 7, yah. begitulah penampakannya.. hahaha,, mau mandi,, agak syok.. kok ternyata pemandian air panas ya.. dan.. dan.. tempatnya terbuka atasnya, duh gimana donk.. Tapi, pengen banget mandi,, minimal bisa ngurangin rasa capeknya di bis kan. Yah yang namanya Rp 10.000,- per orang, ya beginilah penampakannya


Setelah mandi, jalan-jalan turun ke bawah viewnya lumayan oke... ada air belerang yang cukup panjang seeprti air terjun, dan turun ke bawah sedikit beneran ada air terjunnya. Sebenarnya turun sedikit lagi ada goa, tapi yah,,,, si ibuk nggak kuat jalan, dan nggak rela anaknya turun ke bawah sendiri,, tiap turun tangga langsung teriak teriak.. Riissscchhhaaa stop.. Berasa anak kecil umur 3 tahun.

Air Terjun

Setelah dari pancuran 7, sebenarnya banyak sekali destinasi yang lain, namun karena rata-rata seangkot pada males karena sudah capek, akhirnya langsung kembali terminal bawah Baturaden, sayang sekali. Next destination, di Goa jatijajar.. tapi sebelumnya kami mampir dulu di pusat oleh-oleh di daerah Sokaraja. Yap.. gethuk goreng,, i like it.. seems i like Jubung,, makanan tradisional khas Gresik (memberikan kesan berbeda). 

Pukul 13.00 kami sampai di Goa Jatijajar yang berlokasi di Kebumen. Sampai sana,, agak crowded sih kalau saya boleh bilang.. Masuk, banyak sekali penjual di kanan kiri, pengamen di kanan kiri. Masuk Goa, harus banyak nanjak,, hahaha

Tanjakan terakhir

Pintu Masuk Goa


Banyak penjual pecel di are lokasi, akhirnya saya tertarik untuk makan siang dengan pecel, cukup mahal menrut saya, pecel seporsi ditambah gorengan, dan es campur 2, habis Rp 37.000,-. Tapi rasanya okelah...

Selesai dari Goa, kami menlajutkan perjalanan pulang ke Pati, dan trawihnya? kelewat....
Sampai Pati sekitar pukul 01.00 dini hari tanggal 6 Juni 2016.
See u,, semoga masih bisa jalan-jalan lagi

Semarang, 13 Juni 2016