Senin, 02 Februari 2015

Confirmatory Factor Analysis dengan SEM



 Kasus       :  melihat seberapa efektif peranan dari audit internal dalam menciptakan good corporate governance pada instansi pemerintah di kota Semarang. Dimana good corporate governance sebagai variabel dependen yang termasuk kategori unobserved variabel sehingga memiliki beberapa indikator untuk pengukurannya. Indikatornya adalah independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan audit. Begitu pula dengan peran audit internal yang merupakan variabel independen yang termasuk unobserved, sehingga membutuhkan beberapa indikator untuk penilaian. Indikator untuk good corporate governance adalah transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran.

Judul        :  peran audit internal dalam pelaksanaan good corporate governance

Latar Belakang
Adanya instansi pemerintah yang disebut sebagai badan layanan umum (BLU) mendorong berbagai instansi pemerintah untuk mendapatkan predikat tersebut. Badan layanan umum sendiri adalah suatu badan hukum milik pemerintah yang bergerak dalam hal pelayanan untuk kesemakmuran rakyat. Mengapa badan layanan umum ini menarik banyak instansi pemerintah untuk mendapatnya, karena adanya kebebasan dalam pengelolaan keuangan PNBP yang diberikan pengelolaanya pada instansi berbadan BLU. Sehingga hal ini menarikn simpatik dari berbagai instansi pemerintah untuk mendapatkannya.
Adanya BLU ini, instansi dituntut untuk mampu menyelanggarakan pemerintahan yang baik atau dikenal dengan good corporate governance. Pelayanan yang baik, selama ini dikenal merupakan hal yang menajdi tujuan pada perusahaan swasta, yang notabene perusahaan yang berorientasi pada maksimalisasi profit. Dalam era saat ini, pelayanan yang baik yang mengedepankan pada pelayanan masyarakat, tidak hanya diterapkan pada perusahaan swasta, namun diharapkan dapat diterapkan dalam sektor publik.
Salah satu cara untuk menunjang tercapainya gcg ini yaitu dengan adanya audit internal. Adanya audit internal dalam instansi, diharapkan mampu memperbaiki kinerja instansi menjadi lebih baik lagi, dengan demikian maka status gcg akan dengan mudah diperoleh guna mendapatkan badan hukum BLU.
Peraturan pemerintah no 23 tahun 2005 menyebutkan bahwa Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan oleh satuan pemeriksaan intern yang merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLU. Berdasarkan pada PP tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap satker BLU wajib memiliki audit internal.

Rumusan masalah
1.      Apakah independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan audit, secara mampu menggambarkan peran audit internal?
2.      Apakah transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran mampu menggambarkan good corporate governance?
3.      Apakah peran audit internal berpengaruh signifikan dalam pelaksanaan good corporate governance?

Tujuan penelitian :
1.      Untuk mengetahui independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan audit, merupakan indikator yang tepat untuk mengukur peran audit internal
2.      Untuk mengetahui transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran merupakan indikator yang tepat untuk mengukur good corporate governance
3.      Untuk mengetahui peran audit internal berpengaruh signifikan dalam pelaksanaan good corporate governance

Definisi Variabel
Variabel Dependen
Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholder organisasi tersebut” (Pratolo, 2007:8).
Indikator good corporate governance :


1.   Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Kaitannya dengan penelitian ini adalah pengungkapan informasi yang tidak terbatas pada visi misi dan keuangan perusahaan selain itu perusahaan harus mengungkpannya secara tepat waktu.
2.   Kemandirian
Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dapat dijelaskan bahwa masing-masing unit dalam satker BLU bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing, selain itu menghindari dominasi dan lempar tanggungjawab antar anggota.
3.   Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Selain itu di dalam satker BLU setiap karyawan telah mengetahui rincian tugasnya yang selaras dengan pencapaian GCG dan mematuhi code of conduct dalam menjalankan tugas. Kemudian adanya system reward and punishment yang akan meningkatkan kinerja dari karyawan.
4.   Pertanggungjawaban
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Satker BLU harus berjalan sesuai dengan peraturan yang ada, selain itu harus memperhatikan juga kondisi lingkungan sekitar satker dalam hal tanggungjawab social termasuk kelestarian lingkungan di dalamnya.
5.   Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Satker BLU memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk dapat mengembangkan karir tanpa memperhatikan gender ras dan lain sebagainya.

Variabel Independen
Menurut Agoes (2004 : 221) internal audit (pemeriksaan intern) yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
1.            Independensi
Audit intern harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya.
2.            Kemahiran profesional
Audit intern harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional.
3.            Lingkup pekerjaan audit internal
Lingkup pekerjaan pemeriksa intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian intern yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggungjawab yang diberikan.

Pengukuran Variabel
Variabel diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dengan ketentuan :
Variabel Good Corporate Governance dengan 5 indikator, yang dinyatakan dalam bentuk item pertanyaan, sehingga:
Nilai minimal 5
Nilai maksimal 25
Variabel peran audit internal dengan 3 indikator, masing-masing indikator memiliki 3 item pertanyaan, sehingga:
Nilai minimal 3
Nilai maksimal 9
Dikarenakan model dari variabel peran audit internal ini dalam setiap indikatornya memiliki indikator lagi yang merupakan item pertanyaan, maka peru dilakukan analisis tersendiri terlebih dahulu. Analisis yang dimaksud adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA). Tujuan dari CFA adalah mencari indikator yang tepat atau memilih indikator mana yang mampu membentuk suatu variabel.









Peran Audit Internal
Good Corporate Governance

Transparansi
Pertanggung jawaban

Akuntabilitas

Kewajaran

Kemandirian

Independensi
IND 2
IND 3
IND 1
Kemahiran Profesional
KP 3
KP 2
KP 1
Lingkup Pekerjaan Audit Internal
LP 1
LP 2
LP 3
Kerangka Berfikir :








Gambar 1. Kerangka Berfikir

Hipotesis :
H 1a  : Sub indikator Independensi 1 mampu menggambarkan indikator Independensi.
H 1b  : Sub indikator Independensi 2  mampu menggambarkan indikator Independensi.
H 1c  : Sub indikator Independensi 3 mampu menggambarkan indikator Independensi.
H 2a  : Sub indikator Kemahiran Profesional 1 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
H 2b  : Sub indikator Kemahiran Profesional 2 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
H 2c  : Sub indikator Kemahiran Profesional 3 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
H 3a  : Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 1 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3b  : Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 2 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3c  : Sub indikator Lingkup Pekerjaan Audit Internal 3 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 4a  : Indikator Independensi mampu menggambarkan peran audit internal
H 4b  : Indikator Kemahiran Profesional mampu menggambarkan peran audit internal.
H 4c  : Indikator Lingkup Pekerjaan Audit Internal mampu menggambarkan peran audit internal.
H 5a  : Indikator Transparansi mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5b  : Kemandirian mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5c  : Akuntabilitas mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5d : Pertanggungjawaban mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5e  : Kewajaran mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 6    : Peran audit internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance.












Gambar 2. Full Model SEM Path Diagram
Model Pengukuran
1.      Peran Audit Internal
a.       Independensi
Persamaan Model Pengukuran
(Konstruk Endogen)





Gambar 3 Model Pengukuran Indikator Independensi
IND 1 = β1 IND +e1
IND 2 = β2 IND +e2
IND 3 = β3 IND +e3

b.      Kemahiran Profesional
Persamaan Model Pengukuran
(Konstruk Endogen)



Gambar 4 Model Pengukuran Indikator Kemahiran Profesional

KP 1 = β1 KP +e4
KP 2 = β2 KP +e5
KP 3 = β3 KP +e6

c.       Lingkup Pekerjaan Audit Internal
Persamaan Model Pengukuran
(Konstruk Endogen)




Gambar 5 Model Pengukuran Lingkup Pekerjaan Audit Internal

LP 1 = β1 LP +e7
LP 2 = β2 LP +e8
LP 3 = β3 LP +e9

2.      Good Corporate Governance
Persamaan Model Pengukuran
(Konstruk Endogen)







Gambar 6 Model Pengukuran Indikator Good Corporate Governance
TR            = β1 GCG +etr
KM           = β2 GCG +ekm
AK           = β3 GCG +eak
PT             = β4 GCG +ept
KW          = β5 GCG +ekw
Model Struktural




Gambar 7 Model Struktural

GCG = Peran Audit Internal + ey


HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Asumsi SEM
a.       Uji Normalitas

Tabel 1
NILAI CRITICAL RASIO
Assessment of normality (Group number 1)
Variable
min
max
skew
c.r.
kurtosis
c.r.
KW
4,000
5,000
,029
,138
-1,999
-4,828
PT
4,000
5,000
,172
,831
-1,970
-4,759
AK
4,000
5,000
,000
,000
-2,000
-4,830
KM
4,000
5,000
,029
,138
-1,999
-4,828
TR
4,000
5,000
,000
,000
-2,000
-4,830
LP1
3,000
5,000
,036
,176
,094
,227
LP2
3,000
5,000
-,009
-,045
-,144
-,348
LP3
3,000
5,000
-,066
-,318
-,385
-,929
KP1
3,000
5,000
,015
,072
-,032
-,077
KP2
3,000
5,000
,047
,225
,086
,207
KP3
3,000
5,000
,010
,046
-,096
-,231
IND3
3,000
5,000
,036
,176
,094
,227
IND2
3,000
5,000
,015
,072
-,032
-,077
IND1
3,000
5,000
,036
,176
,094
,227
Multivariate




5,098
1,425

Uji normalitas secara univariate dapat dilakukan dengan melihat nilai c.r. dari skew. Asumsinya adaah jika nilai c.r. -2< c.r. < 2 dapat dikatakan bahwa data normal. Dari data di atas, diketahui bahwa keseluruhan data yang meliputi indikator dari variabel laten peran audit internal dan good corporate governence memenuhi asumsi normalitas, sehingga seluruh data normal. Begitu pula dengan normalitas secara multivariate data berdistibusi tidak normal karena nilai c.r. multivariate sebesar 1,425 < 2, maka secara multivariate data penelitian ini adalah normal.
b.      Uji Outlier
Tabel 2
NILAI OUTLIER

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
3
26,697
,021
,949
53
26,474
,023
,826
64
25,367
,031
,814
140
25,361
,031
,638
5
24,927
,035
,552
76
24,381
,041
,519
27
24,127
,044
,425
42
23,348
,055
,504
60
23,166
,058
,417
38
22,927
,061
,359
73
22,651
,066
,323
66
22,059
,077
,401
93
22,018
,078
,301
4
21,884
,081
,244
61
21,665
,086
,220
131
21,194
,097
,279
54
21,085
,099
,228
36
21,057
,100
,163
26
20,408
,118
,291
59
20,089
,127
,327
31
19,884
,134
,322
56
19,553
,145
,375
13
19,519
,146
,304
123
19,100
,161
,405
52
18,912
,168
,407
111
18,853
,171
,351
16
18,772
,174
,308
21
18,718
,176
,258
117
18,661
,178
,215
74
18,587
,181
,182
62
18,310
,193
,225
10
18,240
,196
,193
20
18,182
,199
,160
78
18,170
,199
,119
94
17,912
,211
,151
97
17,818
,215
,135
65
17,422
,234
,229
22
17,362
,237
,197
7
17,321
,239
,162
103
17,231
,244
,147
2
17,113
,250
,143
35
16,974
,258
,147
106
16,883
,262
,135
119
16,834
,265
,112
67
16,777
,268
,094
6
16,552
,281
,123
17
16,435
,288
,123
29
16,355
,292
,111
85
16,327
,294
,087
71
16,264
,297
,075
109
15,825
,324
,177
90
15,753
,329
,162
8
15,666
,334
,153
126
15,499
,345
,177
129
15,335
,356
,202
23
15,085
,372
,277
77
14,950
,382
,294
104
14,820
,391
,311
1
14,708
,398
,317
99
14,630
,404
,304
114
14,552
,409
,292
12
14,530
,411
,247
50
14,199
,435
,391
89
14,082
,444
,405
118
13,996
,450
,399
113
13,949
,454
,366
105
13,829
,463
,383
75
13,788
,466
,347
102
13,738
,469
,318
80
13,704
,472
,281
69
13,656
,476
,254
9
13,596
,480
,235
47
13,402
,495
,295
63
13,332
,501
,282
83
13,181
,512
,320
120
13,160
,514
,275
81
13,105
,518
,253
58
12,941
,531
,298
15
12,861
,537
,291
37
12,734
,548
,316
28
12,670
,553
,298
108
12,600
,558
,285
135
12,492
,567
,297
138
12,492
,567
,240
49
12,433
,572
,223
30
12,359
,578
,214
96
12,312
,581
,191
45
12,177
,592
,215
79
12,177
,592
,168
25
12,128
,596
,149
70
12,064
,601
,137
55
11,967
,609
,139
51
11,954
,610
,109
127
11,843
,619
,116
101
11,750
,626
,117
134
11,520
,645
,178
48
10,967
,689
,498
100
10,528
,723
,758
125
10,528
,723
,696
91
10,513
,724
,640


Asumsi SEM selanjutnya adalah outlier, asumsinya adalah terdapat outlier jika nilai p1 dan p2 < 5%. Pada tabel di atas diketahui bahwa pada responden 5, 53, 64, 140, 5, 76, 27 memiliki nilai p1 dan p2 sebesar < 5%.. Outlier ini yang akan memepengaruhi tidak normalnya suatu data.






2.      Uji Model Fit
a.       Nilai Chi Square
Tabel 3
PERHITUNGAN DF

Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments:
105
Number of distinct parameters to be estimated:
32
Degrees of freedom (105 - 32):
73



Tabel 4
HASIL MODEL

Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 335,301
Degrees of freedom = 73
Probability level = ,000

Dari dua tabel di atas, diketahui bahwa nilai chi square sebesar 335,301, degrees of freedom sebesar 73, dan nilai probabilitas sebesar 0,000. Model dikatakan fit jika memiliki nilai probablitas > 0,05. Namun dengan nilai sebesar 0,000 maka dikatakan bahwa model penelitian ini tidak fit.

b.       RMSEA

Tabel 5
NILAI RMSEA


RMSEA
Model
RMSEA
LO 90
HI 90
PCLOSE
Default model
,161
,144
,178
,000
Independence model
,249
,234
,264
,000

Model dikatakan fit jika memiliki nilai RMSEA <0,08. Nilai RMSEA pada model penelitian ini sebesar 0,161 dan 0,249 di mana keduanya RMSEA > 0,08 sehingga model tidak fit.

c.        GFI
Tabel 6
NILAI GFI


RMR, GFI
Model
RMR
GFI
AGFI
PGFI
Default model
,033
,778
,681
,541
Saturated model
,000
1,000


Independence model
,074
,522
,449
,453
Model dikatakan fit jika memiliki nilai GFI ≥ 0,90. Sedangkan pada model ini nilai GFI sebesar 0,778 < 0,90, sehingga model tidak fit.

d.       CMIN

Tabel 7
NILAI CMIN

CMIN
Model
NPAR
CMIN
DF
P
CMIN/DF
Default model
32
335,301
73
,000
4,593
Saturated model
105
,000
0


Independence model
14
873,302
91
,000
9,597
Model dikatan fit jika nilai CMIN ≤ 2. Pada model ini nilai CMIN sebesar 4,593> 2. Sehingga model tidak fit.

3.      Uji Model Fit setelah perbaikan
Dikarenakan Adanya outlier, maka ada kemungkinan hal itu mempengaruhi model fit penelitian ini. Sehingga uji model fit hampir keseluruhannya tidak menunjukkan model yang fit. Oleh karena itu, perlud idperhatikan modifikasi indeks yang disarankan oleh alat analisis. Pada tabel tersebut disajikan hal yang harus diperbaiki, yang mana setelah hal tersebut dilakukan akan menurunkan nilai chi square. Berikut modifikasi yang dimaksud.



Tabel 8
MODIFIKASI MODEL
Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Covariances: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
ekm
<-->
ept
8,807
-,044
ekm
<-->
eak
4,635
-,026
etr
<-->
ekm
25,141
,069
e7
<-->
ept
6,437
,036
e8
<-->
elp
4,223
,033
e9
<-->
eak
4,209
,024
e9
<-->
e8
6,434
,052
e5
<-->
ekw
11,760
,069
e3
<-->
e7
14,212
-,059
e3
<-->
e8
14,073
-,069
e3
<-->
e9
19,406
,068
e2
<-->
elp
16,424
,067
e2
<-->
ekp
5,567
,059
e2
<-->
eind
13,905
-,056
e2
<-->
e8
92,019
,228
e2
<-->
e3
11,592
-,062
e1
<-->
e7
19,186
,063
e1
<-->
e8
5,267
-,039
e1
<-->
e9
14,797
-,055
Variances: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
KW
<---
KP2
10,594
,242
PT
<---
KM
7,875
-,174
AK
<---
KM
4,204
-,105
AK
<---
LP3
4,249
,086
KM
<---
TR
7,993
,229
TR
<---
KM
22,500
,273
LP1
<---
IND3
5,385
-,161
LP1
<---
IND1
4,718
,151
LP2
<---
KP2
4,500
,173
LP2
<---
IND3
4,722
-,176
LP2
<---
IND2
76,346
,695
LP3
<---
LP2
5,189
,154
LP3
<---
IND3
7,257
,189
KP2
<---
GCG
4,330
,232
KP2
<---
KW
14,488
,316
KP2
<---
IND2
5,680
,174
IND3
<---
LP1
7,778
-,173
IND3
<---
LP2
11,084
-,200
IND3
<---
LP3
8,846
,169
IND3
<---
IND2
9,567
-,189
IND2
<---
KP
5,955
,226
IND2
<---
LP2
72,396
,661
IND2
<---
KP2
7,709
,224
IND2
<---
KP3
4,740
,171
IND2
<---
IND3
4,183
-,164
IND1
<---
LP1
11,198
,194
IND1
<---
LP2
4,332
-,117
IND1
<---
LP3
6,726
-,137





Dalam modifikasi model covariance dapat dilakukan dengan memberikan hubungan relasi pada covariance yang dimaksud. Hubungan relasi ekm <-> ept memiliki nilai M.I. 8,807, artinya jika kedua ovariance ini dihubungkan, akan menurunkan nilai chi square sebesar 8,807. Dengan demikian diharpkan jika nilai chi sqaure turun, maka nilai probabilitas akan naik, sehingga dapat melibihi angka 0,05.
Dibawah ini disajikan model path diagran yang telah dianalisis










Gambar 8 Model Path Diagram yang Dimodifikasi
4.      Uji Validitas
a.       Validitas Konstruk
Tabel 9
Nilai Signifikansi Loading Factor

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
IND
<---
AI
1,000




KP
<---
AI
-,017
,059
-,297
,767
par_11
LP
<---
AI
,395
,158
2,496
,013
par_12
GCG
<---
AI
,162
,081
1,985
,047
par_13
IND1
<---
IND
1,000




IND2
<---
IND
,289
,103
2,803
,005
par_1
IND3
<---
IND
,699
,157
4,446
***
par_2
KP3
<---
KP
1,000




KP2
<---
KP
,549
,133
4,132
***
par_3
KP1
<---
KP
,639
,150
4,252
***
par_4
LP3
<---
LP
1,000




LP2
<---
LP
,495
,146
3,378
***
par_5
LP1
<---
LP
1,185
,191
6,191
***
par_6
TR
<---
GCG
1,000




KM
<---
GCG
,566
,249
2,269
,023
par_7
AK
<---
GCG
1,232
,125
9,852
***
par_8
PT
<---
GCG
,946
,107
8,821
***
par_9
KW
<---
GCG
,253
,108
2,349
,019
par_10

Pengujian validitas dilakukan untuk melihat valid tidaknya suatu sub indikator menggambarkan indikator. Pegujian validitas dilakukan dengan melihat nilai p (loading factor) tabel yang terdapat dalam tabel di atas, dengan asumsi p < 0,01 artinya sub indikator valid. Selain itu dapat pula dengan melihat simbol *** pada tabel p, artinya adalah p value yang dihasilkan sangat kecil di bawah 0,001 yang artinya signifikan. Dari tabel di atas, diketahui sub indikator yang valid dari independensi adalah IND1, IND3, sedangkan IND2 tidak valid karena memiliki nilai loading factor 0,005. Hal ini secara tidak langsung menjawab hipotesis sebagai berikut
H 1a    :    Sub indikator Independensi 1 mampu menggambarkan indikator Independensi.
H 1b    :    Sub indikator Independensi 2 tidak mampu menggambarkan indikator Independensi.
H 1c    :    Sub indikator Independensi 3 mampu menggambarkan indikator Independensi
Dalam pengujian validitas kedua terkahit indikator kemahiran profesional, dapat dilihat bahwa masing-masing sub indikator memiliki nilai loading factor yang signifikan karena memiliki tanda *** keseluruhan. Sehingga pengujian validitas ini sekaligus menjawab hipotesis selanjutnya, yaitu hipotesis diterima.
Hipotesis diterima
H 2a    :    Sub indikator Kemahiran Profesional 1 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
H 2b    :    Sub indikator Kemahiran Profesional 2 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
H 2c    :    Sub indikator Kemahiran Profesional 3 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
Dalam pengujian validitas ketiga terkahit indikator lingkup penugasan audit internal, dapat dilihat bahwa masing-masing sub indikator memiliki nilai loading factor yang signifikan keran memiliki tanda *** keseluruhan. Sehingga pengujian validitas ini sekaligus menjawab hipotesis selanjutnya, yaitu hipotesis diterima.
Hipotesis diterima
H 3a    :    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 1 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3b    :    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 2 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3c    :    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 3 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
Dalam pengujian validitas keempat yaitu terkahit indikator dari peran audit internal. indikator independensi memiliki nilai koreasi 1, sehingga hubungan kuat menggambarkan indikator peran audit internal. Indikator kedua adalah kemahiran profesional dengan nilai 0,767, artinya tidak valid, lalu lingkup penugasan audit internal memiliki nilai loading 0,13, artinya tidak valid. Kesimpulan dari hasil hipotesisnya disajikan berikut
Independensi                                 : 1, sehingga valid
Kemahiran profesional                  : 0,767, sehingga tidak valid
Lingkup penugasan aduit internal : 0,13, sehingga tidak valid
H 4a    :    Indikator independensi mampu menggambarkan peran audit internal
H 4b    :    Indikator kemahiran profesional tidak mampu menggambarkan peran audit internal.
H 4c    :    Indikator kemahiran lingkup penugasan aduit internal tidak mampu menggambarkan peran audit internal.
Dalam pengujian validitas terakhir indikator Good Corporate Governance, dapat dilihat bahwa indikator transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban, dinyatakan valid, sedangkan kemandirian dan kewajaran dinyatakan tidak valid, sehingga hipotesisnya sebagai berikut
H 5a    :    Indikator Transparansi mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5b    :    Kemandirian tidak mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5c    :    Akuntabilitas mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5d    :    Pertanggungjawaban tidak mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
H 5e    :    Kewajaran mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
b.      Validitas Struktural

Tabel 9
Nilai Signifikansi Loading Factor

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



Estimate
IND
<---
AI
1,210
KP
<---
AI
-,022
LP
<---
AI
,777
GCG
<---
AI
,278
IND1
<---
IND
,976
IND2
<---
IND
,280
IND3
<---
IND
,672
KP3
<---
KP
,903
KP2
<---
KP
,510
KP1
<---
KP
,578
LP3
<---
LP
,554
LP2
<---
LP
,291
LP1
<---
LP
,710
TR
<---
GCG
,763
KM
<---
GCG
,434
AK
<---
GCG
,941
PT
<---
GCG
,726
KW
<---
GCG
,195

Dalam pengujian hipotesis keempat, dilihat angka p tabel yang terdapat dalam tabel di atas, dengan asumsi loading structural > 0,7 dikatakan memiliki validitas konvergen. Dari tabel di atas, diketahui bahwa  hampir keseluruhan indikator dan sub idikator valid, namun ada beberapa yang tidak valid. Indikator yang tidak memiliki validitas konvergen yaitu kemampuan profesional, independensi 2, kemahiran profesional 2, kemahiran profesional 3, lingkup peugasa audit internal 2, lingkup peugasa audit internal 3, kemandirian, dan kewajaran.
5.      Uji Reliabilitas
Tabel 10
Nilai Reliabilitas Indikator
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)



Estimate
GCG


,078
LP


,603
KP


,000
IND


1,463
KW


,038
PT


,528
AK


,885
KM


,188
TR


,583
LP1


,505
LP2


,167
LP3


,307
KP1


,334
KP2


,260
KP3


,815
IND3


,452
IND2


,078
IND1


,953

Suatu indikator dinyatakan reliabel jika memiliki nilai estimate > 0,5. Berdasarkan hasil perthitungan yang disajikan dalam tabel di atas, indikator yang reliabel adalah lingkup penugasan, independensi, pertanggungjawaban, akuntabilitas, transparansi, lingkup penugasan 1, kemahiran profesional 3, dan independensi 1. Sedangkan indikator lainnya dinyatakan tidak reliabel karena memiliki nilai estimate di bawah 0,05.
6.      Uji Model Fit
a.       Nilai Chi Square

Tabel 11
PERHITUNGAN CHI SQUARE SETELAH MODIFIKASI

Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments:
105
Number of distinct parameters to be estimated:
47
Degrees of freedom (105 - 47):
58

Tabel 12
HASIL MODEL SETELAH MODIFIKASI

Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 51,961
Degrees of freedom = 58
Probability level = ,698

Setelah adanya perbaikan model, ada perubahan yang membuat model menajdi fit. Pertama pada nilai DF, sebelum modifikasi nilai DF sebesar 73, setelah modifikasi nilai DF menjadi 58. Keuda nilai chi sqaure turun drastis, yang awalnya 335,301 menjadi 51, 961. Sedangkan nilai probablitas yang awalnya 0,000 menjadi 0,698. Nilai probabilitas setelah perbaikan sebesar 0,698 > 0,05 sehingga model penelitian ini menjadi fit.

b.      RMSEA
Tabel 13
NILAI RMSEA SETELAH MODIFIKASI

RMSEA
Model
RMSEA
LO 90
HI 90
PCLOSE
Default model
,000
,000
,042
,980
Independence model
,249
,234
,264
,000






Model dikatakan fit jika memiliki nilai RMSEA <0,10. Nilai RMSEA setelah modifikasi, yang awalnya 0,161 menjadi 0,000. Model ini fit karena nilai RMSEA 0,000 < 0,10.
c.       GFI
Tabel 14
NILAI GFI SETELAH MODIFIKASI

RMR, GFI
Model
RMR
GFI
AGFI
PGFI
Default model
,018
,951
,912
,526
Saturated model
,000
1,000


Independence model
,074
,522
,449
,453

Model dikatakan fit jika memiliki nilai GFI ≥ 0,90. Dalam model awal, nilai GFI sebesar 0,778 < 0,90, sehingga model tidak fit. Namun setelah modifikasi model menjadi fit karena memiliki nilai GFI sebesar 0,951 > 0,90.

d.      CMIN
Tabel 15
NILAI CMIN SETELAH MODIFIKASI
CMIN
Model
NPAR
CMIN
DF
P
CMIN/DF
Default model
47
51,961
58
,698
,896
Saturated model
105
,000
0


Independence model
14
873,302
91
,000
9,597

Model dikatan fit jika nilai CMIN ≤ 2. Pada model awal penelitian ini nilai CMIN sebesar 4,593> 2, sehingga model tidak fit.  Setelah adanya perbaikan model, nilai CMIN turun menjadi 0,896, di mana 0,896 < 2, sehingga model ini menjadi fit. Selain itu dapat pula dengan melihat nilai p value, p value > 0,05 dinyatakan model fit. Dalam tabel di atas p value 0,698 > 0,5 sehingga model fit.
e.       CFI
Tabel 15
NILAI CFI SETELAH MODIFIKASI
Baseline Comparisons
Model
NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2
CFI
Default model
,941
,907
1,007
1,012
1,000
Saturated model
1,000

1,000

1,000
Independence model
,000
,000
,000
,000
,000
Model fit jika memiliki nilai CFI > 0,90. Dalam model di atas diketahui bahwa nilai CFI sebesar 1,000 > 0,90 sehingga model penelitian ini fit.
f.       Modifikasi Model
Setelah adanya modifikasi, pada bagian modification model di variance dan covariance kosong, artinya sudah tidak perlu adanya perbaikan model. Model yang sebenarnya masih diperbaiki adalah memberikan regresi antara KP2 dengan IND2. Namun dikarenakan hubungan antara dua indikator merupakan hubungan regresi, sehingga diperluakan teori yang kuat untuk memberikan hubungan antara keduanya. Sehingga dalam penelitian ini perbaikan model antara dua indikator diabaikan.
Tabel 14
MODIFIKASI MODEL SETELAH MODIFIKASI

Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Covariances: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
Variances: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



M.I.
Par Change
KP2
<---
IND2
5,761
,169

7.      Uji Hipotesis
Penelitian ini ditujukan untuk melihat seberapa besar peran dari audit internal dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance merupakan suatu pelayanan yang baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Dimana variable ini merupakan variabel laten yang harus memiliki indikator untuk menilainya, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Sedangkan Peran aduit internal ini sendiri merupakan variabel laten yang membutuhkan indikator untuk menilainya. Indikator yang dimaksud adalah independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan aduit internal. Masing-masing dari indikator ini memiliki sub indikator lain yang harus diuji perananya bagi indikator tersebut, dimana pengujian yang dimaksud disebut dengan second confirmatory order.
H6     : Peran Audit Internal berpengaruh signifikan pada Good Corporate Governance.
Tabel 15
Nilai Signifikansi Loading Factor

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
IND
<---
AI
1,000




KP
<---
AI
-,017
,059
-,297
,767
par_11
LP
<---
AI
,395
,158
2,496
,013
par_12
GCG
<---
AI
,162
,081
1,985
,047
par_13
IND1
<---
IND
1,000




IND2
<---
IND
,289
,103
2,803
,005
par_1
IND3
<---
IND
,699
,157
4,446
***
par_2
KP3
<---
KP
1,000




KP2
<---
KP
,549
,133
4,132
***
par_3
KP1
<---
KP
,639
,150
4,252
***
par_4
LP3
<---
LP
1,000




LP2
<---
LP
,495
,146
3,378
***
par_5
LP1
<---
LP
1,185
,191
6,191
***
par_6
TR
<---
GCG
1,000




KM
<---
GCG
,566
,249
2,269
,023
par_7
AK
<---
GCG
1,232
,125
9,852
***
par_8
PT
<---
GCG
,946
,107
8,821
***
par_9
KW
<---
GCG
,253
,108
2,349
,019
par_10
Berdasarkan perhitungan nilai loading factor di atas, diketahui bahwa nilai p value peran audit internal terhadap Good Corporate Governance sebesar 0,47 > 0,001 sehingga hipotesis ditolak.
H 6      :    Peran audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance.

Kesimpulan :
1.    Sub indikator Independensi 1 mampu menggambarkan indikator Independensi.
2.    Sub indikator Independensi 2 tidak mampu menggambarkan indikator Independensi.
3.    Sub indikator Independensi 3 mampu menggambarkan indikator Independensi.
4.    Sub indikator Kemahiran Profesional 1 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
5.    Sub indikator Kemahiran Profesional 2 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
6.    Sub indikator Kemahiran Profesional 3 mampu menggambarkan pada indikator kemahiran profesional.
7.    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 1 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
8.    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 2 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
9.    Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 3 mampu menggambarkan pada indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
10.  Indikator independensi mampu menggambarkan peran audit internal
11.  Indikator kemahiran profesional tidak mampu menggambarkan peran audit internal.
12.  Indikator kemahiran lingkup penugasan aduit internal tidak mampu menggambarkan peran audit internal.
13.  Indikator Transparansi mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
14.  Indikator Kemandirian tidak mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
15.  Indikator Akuntabilitas mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
16.  Indikator Pertanggungjawaban mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
17.  Indikator Kewajaran tidak mampu menggambarkan Good Corporate Governance.
18.  Indikator Peran audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance