Bromo? siapa sih yang kenal dengan pesona bromo... well gunung yang berada di daerah probolinggo ini mampu membius mata saya beberapa bulan yang lalu. Tepatnya di Bulan November 2013, karena kesibukan yang luar biasa akhirnya baru sempat cerita sekarang. Sebagai seorang pekerja memnafaatkan waktu luang di weekend Sabtu dan Minggu sangatlah menyenangkan. Banyak alternatif menuju ke Bromo memang, melalui kereta ataupun dengan bis. Tapi dikarenakan budget yang limit, akhirnya perjalanan menggunakan jalur bis adalah alternatif yang sangat menarik.
Perjalanan di mulai dari Jumat malam selepas Maghrib, dengan naik bis jurusan Semarang Kudus melesatlah seorang diri ke Kudus (first destination) bretemu dengan teman yang akan menuju Bromo bersama. Perjalanan ke Surabaya dimulai pukul 9 malam dari pool bis nusantara dengan biaya biayanya sekitar 100 ribu. Sepanjang perjalanan hanya saya habiskan untuk tidur, dengan alasan hemat energi agar besok lebih fresh menuju Probolinggo. Sekitar pukul 2 dini hari sampailah kami di terbinal bis Bungurasih Surabaya ---> lebih dikenal dengan terminal Purbaya. wow,, fantastis ini benar-benar kota yang nggak ada matinya. kapan ya Semarang bisa seperti ini, perbandingan yang sangat signifikan. Jika di atas jam 7 malam terminal Terboyo sudah sepi pengunjung, karena mostly kebnayakan travler memilih menunggu bis di luar dengan alasan lebih aman, di terminal Purbaya tidak demikian. suasana di dalam terminal benar-benar ramai oleh lalu lalang para pengguna jasa transportasi. Kami memutuskan untuk memilih menggunakan bis patas menuju Probolinggo, alasan keamanan menjadi prioritas kami, lagiupula harga perorang yang cuma 20-25 ribu sangat ekonomis menurut saya. Tepat pukul 4 bis jurusan Madura ini melaju meninggalkan terminal Purbaya. Saatnya tidur......
Setengah 7 pagi bis yang kami tumpangi sampai di Terminal Probolinggo. Suasana yang sangat nyaman, taman-taman kecil disekitar sana banyak menjadi alternatif para traveler untuk istirahat sejenak. terlihat beberapa traveler yang tampaknya memiliki destination yang sama dengan saya di beberapa titik di terminal itu. Jika mau mandi-mandi atau membersihkan badan, di terminal ini jadi alternatif utama karena kebersihannya sangat dijaga. Setelah membersihkan diri dan mengisi perut, tepat pukul 9 dengan naik Byson --kendaraan seperti shuttle bus yang muat untuk lebih dari 12 orang-- membawa kami menyusuri penggunangan di Bromo. Tapi perlud iingat bahwa byson ini akan memulai mengangkut penumpang jika sudah diisi penumpang yang melebihi 12 orang dengan biaya perkepala sekitar 25 ribu. Sepanjang perjalanan saya lebih banyak meniktmati pemandangan diluar, sangat luar biasa dinginnya udara di pengunungan ini mampu merasuk di pori-pori muka. Kanan kiri mata dimanjakan dengan pemandangan alam yang begitu istimewa, hijau hijau dan hijau.... warna favoruite saya karena dapat memberikan kesejukan seperti alam-alama bromo ini.
Perjalanan selama 2 jam itu mampu membuang semua penat dan lelah saya setelah menempuh perjalanan malam yang melelahkan. Sampai di lereng Bromo sekitar jam 11 siang, banyak alternatif penginapan yang low budget. Akhirnya untuk lebih menghemat budget, kami berkenlan dengan beberapa rekan yang kebetulan satu byson dengan kami tadi, jadilah kami berseuluh dengan komposisi 5 cewek dan 5 cowok. Kami memutuskan menyewa home stay dengan harga 300 ribu untuk 2 hari satu malam, per kepala cukup membayar 60 ribu. Fasilitas sederhana tapi nyaman ditwarakan oleh home stay yang kami sewa. Fasilitas 2 kamar tidur, dan 2 kasur di luar kamar, ruang tamu, ruang tengah plus televisinya, dan kamar mandi dengan shower air panas sederhana. Perfect..
Sore harinya kami putuskan untuk berjalan-jalan di sekitar home stay dan menysuri lereng Bromo. untuk makan di sekitar home stay banyak sekali warung-warung yang menyediakan berbagai pilihan menu. Menu yang berkuah dan panas rasanya cocok di daerah sini, karena suhunya yang fantastis teruntuk saya yang tidak kuat dengan hawa dingin. Tidak perlu khawatir karena warung-warung disini menyediakan daftar menu dan harganya yang dipasang didinding-dinding warung. Setelah mengisi perut, kami berkeliling turun ke arena pendaian Bromo.... dan inilah hasil beberapa jepretan kamera
![]() |
Sore hari dengan latar Gunung Batok |
Pendakian dimulai tepat pukul 3 dini hari. Biaya sewa Jeep 600 ribu yang diisi dengan 6 orang, akan membawa kami ke 4 destination, penanjakan 1, bukit, pasir berbisik, dan kawah Bromo. Weekend yang cukup ramai, banyak sekali jeep jeep yang kan menghatarkan para traveler menuju penanjakan 1, ditambah dengan rombongan yang menggunakan sepeda motor cukup membuat jalan yang diguyur grimis itu penuh sesak. Tak sampai atas jeep yang membawa kami karena kondisi jalan yang penuh, akhirnya kami putuskan berjalan kaki menuju penanjakan 1. Sayang sekali "November Rain" kami tidak bisa menikmati sunrise yang terkenal sangat memukau di Bromo, tapi paling tidak secup popo mie seharga 10 ribu dan segelas white coffe seharga 5 ribu sedikit meredam kecewa saya.
![]() |
Penanjakan 1 |
The next destination adalah bukit.. bukit apa ya? teletubis bukan sih,, hahaha... indah indah indah, beautiful, really... dan menurut saya di sinilah tempat yang sangat berkesan dari seluruh perjalanan saya. Hamparan rumput hijau yang masih basah kekuningan diterpa matahari pagi sangat memukau... berada di lereng bukit dikelilingi bukit didepan, belakang, samping kanan dan kiri, semua padangan mata hanya bukit yang hijau. benar benar indah ciptanaan Mu ya Allah... Subhanallah....
menurut cerita dari blog blog yang pernah saya baca pasir berbisik itu pasir yang diterpa angin sehingga menimbulkan bunyi-bunyi yang berbisik. tapi sekali lagi sayang, karena bekas hujan yang semalam membuat pasi-pasir tidak mudah diterpa angin, tanah pasir masih sedikit basah. Tapi tak apalah, dengan kondisi pasir sedikit berlarian saja sudah cukup membuat muka saya penuh dengan pasir, apalagi kalau pasir ini bebas terbang.. bisa-bisa diseluruh badan saya isinya pasir (lumayan bisa buat bangun rumah #ssshhhh)
![]() |
Pasir berbisik |
Final destination adalah kawah Bromo... belum puas rasanya kalau berkunjung ke Bromo belum sempat menikmati kawahnya ya meskipun dengan sedikit effort harus mendaki beratuis anak tangga. Dari pemberhentian jeep banyak tawaran naik kuda, sampai puncaknya sana, tapi menurut saya leboh meneynangkan jalan kaki dengan santai dan sedikit terseok-seok jalannya, hahaha... Biar lebih terasa seperti ndaki gunung kali ya
![]() |
Kawah Bromo |
![]() |
Gunung Batok |
Jeep yang membawa kami melakukan tour hari itu telah tuntas melaksanakan tugasnya dan membawa kami kembali di home stay tepat pukul setengah 11 siang. Prepare, mandi, packing, dan... well done. Selepas makan siang dan sholat Dhuzur saya dan beberapa teman kembali ke Probolinggo dengan Byson. Kami meninggalkan home stay terlebih dahulu karena perjalanan kami yang lebih lama untuk ke Semarang. Probolinggo menuju Surabaya membutuhkan waktu 2 jam, dan tepat pukul 4 sore itu ditanggal 24 November 2013 melesatlah bis Patas Indonesia menyusuri jalan Suarabaya lamongan dan sekitarnya. Karena kondisi jalan yang penuh menyebabkan keterlambatan yang cukup lama untuk sampai di Semarang. Pukul 12 malam baru sampailah di Terboyo...
#perjalanan yang melelahkan, mengesankan, menyenangkan,,
sampai jumpa di perjalanan selanjutnya....
#perjalanan yang melelahkan, mengesankan, menyenangkan,,
sampai jumpa di perjalanan selanjutnya....
Semarang, Maret 2014